1. Masa Renaisans (Abad Ke 15-16)
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi gereja katolik, bersamaan dengan berkembangnnya Humanisme. Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonardo Da Vinci. Penemuan percetakan (kira-kira 1440M) dan ditemukannya benua baru(1492M) oleh colombus memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran kembali sastra di inggris, perancis, dan spayol. Diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan Ronsard. Pada masa itu, seni music juga mengalami perkembangan. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ilmu dan filsafat.
Tidaklah mudah untuk membuat garis batas yang tegas antara zaman renaisans dengan zaman modern. Sementara orang menganggap zaman modern hanyalah perluasan renaisans. Manusia maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik, kemudian ke zaman atom, electron, radio, televise, roket, dan zaman ruang angkasa. Pada zaman renaisans ini manusia barat mulai berpikir secara baru dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu kebebesan dalam mengmukakan kebenaran filsafat dan ilmu.
Copernicus adalah seorang gereja oortodoks, ia menemukan bahwa matahari dipusat jagat raya dan bumi memiliki 2 macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini disebut heliosentrisme dimana matahari adalah pusat jagad raya, bukan bumi sebagaimana yang dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat gereja. Teori ptolomeus ini disebut Geosentrisme yang mempertahankan bumi sebagai pusat jagad raya.
Copernicus sendiri tak berniat untuk mengumkannya penemuanya, terutama mengingat keadaaan dan lingkungan gereja pada waktu itu.. tiap siang dan malam kita melihat semuanya mengelilingi bumi. Hal ini ditetapkan tuhan oleh agama karena manusia menjadi pusat perhatian tuhan untuk manusialah semua itu diciptakan-Nya, paham demikian tersebut disebut homosentrisme. Jik dalam demikian prisnsip heliosentrisme dilontarkan, maka akan berakibat berubah dan rusaknya seluruh kehidupan manusia saat itu.
Teori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikiran tentang alam semesta, terutama astronomi. Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya dengan mlihat perintis ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah knowledge is power. Ada 3 contoh yang dapat membuktikan pernyataan ini, yaitu:
1. Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern
2. Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan
3. Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu.
Penemuan Copernicus mempunyai pengaruh yang luas dalam kalangan sarjana antara lain Tycho Brahe dan Johannes Keppler. Tycho Brahe adalah seorang bangsawan yang tertarik pada system astronomi baru, ia membuat alat-alat yang besar sekali untuk mengamati bintang-bintang dengan teliti. Berdasarkan alat-alat yang besar itu dan dengan ketekunan serta ketelitian pengamatannya maka bahab yang dapat dikumpulkan selama 21 tahun sangat besar artinya untuk ilmu dan keperluan sehari-hari.
Perhatian Tycho Brahe dimulai pada bulan November tahun 1572 dengan munculnya bintang baru di gugusan Cassiopeia secara tiba-tiba, yaitu bintang cemerlang selama 16 bulan sebelum ia padam lagi. Bintang yang dalam waktu singkat menjadi cemerlang dalam bahasa modern disebut nova atau supernova tergantung dari besarnya dan massanya. Timbulnya bintang baru itu menggurkan pendapat yang dianut sampai pada saat itu, yaitu oleh karena angkasa diciptakan Tuhan, maka angkasa tidak dapat berubah sepanjang masa dan bentuknya akan tetap abadi.
Dalam tahun 1577, ia dapat mengikuti timbulnya sebuah Comet. Ia menetapkan lintasan yang diikuti comet tersebut. Ternyata lintasan ini jauh dari planet venus. Penemuan ini membuktikan. Bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada crystalline spheres. Melainkan dating dari tempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat dan kemuadian muncul perlahan-lahan ketempat yang dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi, kesimpulannya adalah “benda-benda semuanya ‘terapung bebas’ dalam ruang angkasa”.
Johannes Kepller adalah pembantu Tycho dan seorang ahli matematika. Setelah Tycho meninggal dunia, bahan pengamatan selama 21 tahun terakhir itu diwariskan kepada keppler. Dalam mengolah bahan peningglan Tycho, Ia masih bertolak dari kepercayaan bahwa benda angkasa bergerak, mengikuti lintasan circle Karena sesuai dengan kesempurnaan ciptaan tuhan. Namun, semua perhitungan tetap menunjukan bahwa lintasan merupakan sebuah elips untuk semua planet. Akhirnya, keppler terpaksa mengakui memang berbentul elips.
Selain itu dalam perhitungan terbukti bahwa pergerakan benda angkasa tidak beraturan dan tidak sempurna. Pergerakannya mengikuti suatu ketentuan, yaitu bila matahari dihubungkan dengan sebuah planet oleh garis lurus dan planet ini bergerak x jam lamanya, maka luas bidang yang dilintasi garis waktu itu dalam waktu x jam selalu sama. Berdasarkan hokum ini, kalau planet berada paling deket dengan matahari (perihelion) kecepatannya pun paling besar. Sebaliknya, jika planet berada paling jauh dari matahari (abhellion) maka kecepatannya paling kecil.
Hal ketiga yang ditemukan keppler adalah perbandingan antara 2 buah planet, misalnya A dan B. bila waktu yang dibutuhkan untuk melintasi orbit masing-masing planet adalah P dan Q, sedang jarak-jarak rata-rata dari planet Bke matahari adalah X danY, maka P+; Q+ = X+ : Y+. dengan demikian keppler menemukan 3 buah hukum astronomi, yaitu:
1. Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2. Dalam waktu yang sama. Garis penghubung antara planet dan matahari selalau melintasi bidang yang luasnya sama.
3. Bila jarak rata-rata antara dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing adalah P dan Q, maka P+ ; Q+ = X+: Y+.
Ketiga hokum keppler itu ditemukan setelah dilakukan perhitungan kira-kira sepuluh tahun tanpa logaritma, karena pada waktu memang belom dikenal logaritma. Dari karya-karya Tycho dan keppler tersebut dapat ditarik beberapa pelajaran. Perhitungan yang tepat memaksa disingkarkannya semua takhayul, misalnya pergerakan sempurna dan pergerakan sirkuler. Bahan dan perhitungan yang teliti merupakan suatu jalan untuk menemukan hukum-hukum alam yang murni dan berlaku universal.
Ketiga hukum alam tentang planet ini sampai sekarang masing dipergunakan dalam astronomi, meskipun disana-sini diadakan perbaikan seperlunya. Karya Copernicus dan keppler membuka sumbangan besar bagi lapangan astronomi, dalam tangan Copernicus, lapangan ini baru merupakan sebuah model untuk perhitungan. Dalam tangan Keppler, astronomi menjadi suatu penentuan gerakan benda-benda angkasa dalam suatu lintsan tertutup. Akhirnya dalam Newton, pergerkan ini diberi keterangan lengkap, baik mengenai ketetapan maupunun bentuk elipsnya.
Setelah Keppler, muncul Galileo dengan penemuan lintas peluru, penemuan hukum pergerakan, dan penemuan tata bulan planet Jupiter. Penemuan tata bulan memperkokoh keyakinan Galileo bahwa tata surya bumi bersifat Heliosentrik.. Galileo dapat pula membauat sebuah teropong bintang, dengann teropong itu ia dapat melihat beberapa peristiwa angkasa secara langsung, yang terpentingn dan terakhir ditemukannya adalah planet Jupiter yang dikelilingi oleh empat buah bulan.
Galileo membagi sifat benda dalam 2 golongan, pertama, golongan yang langsung mempunayai hubungan dengan metode pemerikasaan fisik., artinya mempunyai sifat-sifat primer seperti berat, panjang, dan lain-lain sifat yang dapat diukur. Kedua, golongan yang tidak mempunayi peranan dalam proses pemriksaan ilmiah, disebut sifat-sifat sekunder seprti sifat warna, asam, manis, dan tergantung pada pncaindera manusia. Sejak Galileo, ilmu umumnya tidak dapat memeriksa sifat kehidupan, karena sifatnya subjektif, tidak dapt diukur, dan tidak dapat ditemukan satuan dasarnya. Hal itulah yang membuat Galileo dianggap sebagai pelopor perkembangan ilmu dan penemu dasar ilmu modern.
Pada masa yang bersamaan dengan Keppler dan Galileo ditemukan logaritma oleh Napier berdasarkan basis e, yang kemudian diubah kedalam dasar 10 oleh Briggs dan kemudian diperluas oleh Brochiel de Decker. Ketika keppler mendengan penemuan itu, ia member reaksi bahwa jika ia dapat mempergunakan penemuan logaritma, perhitungan yang 11 tahun dapt dipersingkat sekurang-kurang menjadi 1 bulan.
Pada masa desarque ditemukan Projective Geometry, yang berhubung dengan cara melihat sesuatu, yaitu manusia P dapat melihat benda A dari tempat T. oleh karena melihat hanya mungkin jika ada cahaya, sedangkan cahaya memancar lurus, maka seolah-olah mata dihubungkan dengan benda oleh satu garis lurus. Sedangkan Fermat juga mengembangkan Ortogonal Cordinate System, seperti halnya Descartes. Ia juga melaksanakan penelitian teori Al-Jabbar berkenaan dengan bilangan-bilangan dan soal-soal yang dalam tangan Newton dan Leibniz kemudian menjelma sebegai perhitungan Integral-Differnsial(calculus). Fermat bersama dengan pascal menyusun dasar-dasar perhitungan statistic.
2. Zaman Modern (Abad 17-18 M)
Setelah Galileo, fermat, pascal, dan keppler berhasil mengembangkan penemuan mereka dalam ilmu, maka pengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan 2 sarjana, yang dalam ilmu modern memegang peran sangat penting. Mereka adalah Issac Newton dan Leibniz. Newton, sekalipun ia menjadi pimpinan sebuah tempat pembuatan uang logan di kerajaan inggris, ia tetap menekuni dalam bidang ilmu. Lahirnya teori gravitasi, perhitungan calculus, dan Optika merupakan karya besar Newton. Teori Newton muncul ketika persangakaan penyabab planet tidak mengikuti pergerakan lintas lurus, apakah matahari yang menarik bumi atau antara bumu dan matahari ada gaya saling tarik-menarik.
Teori gravitasi member keterangan, mengapa planet tidak bergerak lurus, sekalipun kelihatannya tidak ada pengaruh yang memaksa planet harus mengikuti lintasan elips. Sebenarnya pengaruhnya ada, tapi tidak dapa dilihat dengan mata dan pengaruh itu adalah gravitasi, yaitu kekuatan yang akan saling timbul jika ada 2 benda yang saling berdekatan.
Berdasarkan teori gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan newton, dapat diterangkanlah dasar dari semua lintasan planet dan bulat, pengaruh air pasang samudra, dan lain-lain peristiwa astronomi, justru dalam lapangan astronomilah kecepatan teori gravitasi makin meyakinkan, sehingga tidak ada lagi yang tidak percaya tentang adanya gravitasi ini.
Perhitungan kalkulus atau yang disebut juga deferensial/integral oleh newton di inggris dan Leibniz di jerman, terbukti sangat luas gunanya untuk menghitung bermacam-macam hubungan antara 2 atau lebih banyak hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur. Misalnya, kecepatan plantet mengelilingi matahari yang berbeda-beda sepanjang lintasan, menemukan minima dan maxima dalam suatu kurva, menemukan tambahan luas lingkaran bila radius berubah sedikit sekali, dan lin sebagainya. Setelah kalkulus ditemukan banyak sekali perhitungan dan pemeriksaan ilmiah dapa diselesaikan, sebelumnya tinggal problematic saja. Tanpa kalkulus, ilmu matematika tidak dapat berkembang seperti sekarang ini.
Pada masa sesudah Newton, perkembangan ilmu selanjutnya adalah berupa ilmu kimia. Jika pada masa Newton ilmu yang berkembang adalah matematika, fisika, dan astronomi. Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi kajian yang amat menarik. Ilmu kimia tidak dimulai dengan logika, aksioma, ataupun deduksi. Semua permulaan ilmu kimia praktis berdasarkan percobaan yang hasilnya kemudian ditafsirkan.
Joseph Black dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan kualitatif, ia menemukan gas CO2. Ia melakukan pemanasan terhdap kapur. Hawa yang keluar kemudian dialirkan melalui air kapur yang sudah disaring lebih dahulu. Pada waktu hawa yang keluar dari kapur mengalir, maka air kapur yang jernih menjadi keruh. Demikian pula Henry Cavendish memeriksa gas yang terjadi jika serbuk besi disiram dengan asam dan menghasilkan hawa yang dapat dinyalakan. Sarjana lain, oseph Prestley menemukan 9 macam hawa No dan oksigen yang antara lain dapt dihasilkan oleh tanaman. Oksigen ini dapat menyegarkan hawa yang tidak dapat lagi menunjang pembakaran. Antonine Laurent Lavoiser jadilah sarjana yang meletakkan ilmu kimia sebagaimana yang kita kenal sekarang.
berdasarkan penemuan Black, Cavendish, Pristley, dan lain-lainnya, Lavoiser melaksanakan percobaan yang didasarkan pada “timbangan” bahan-bahan sebelum dan sesudahnya percobaan. Dengan demikian ia mulai menggunakan pengukuran dalam lapangan kimia; dengan kata lain, ia meninggalkan percobaan yang hanya bersifat kumulatif dan berpindah ke lapangan yang bersifat kuantitatif.
Disamping perkembangan ilmu kimia, zaman yang sama ditemukan bermacam-macam mesin tanpa ada dasarnya ilmunya, melainkan dasar atas percobaan, misalnya mesin uap yang kemudian mendasari kerata api, percobaan-cobaan listrik, dan lain sebagainya. Penemuan-penemuan itu semua mendasari revolusi industry terutama di inggris, tetapi kemudian meluas hingga benua eropa.
Kalau penemuan kimia dan penemuan mesin-mesin pada awalnya tidak langsung mempunyai hubungan dengan teorit ilmu sebagaimana yang dikembangkan Galileo, Descartes, Keppler, Pascal, Newton, dan Leibniz, perkembangan ilmu setingkat lebih maju dari pada apa yang telah dicapai oleh sarjana-sarjana yang telah disebut tadi.
Percobaaan selanjutnya dilakukan oleh J.L Proust mengenai atom. Dalam menganalisis oxyda dari berbagai logam, J.L Proust sampai pada pendapat bahwa perbandingan benda-benda yang ikut serta dalam tersebut selalu tetap, demikian pula sulfida dari logam. Demikian pula dengan John Dalton yang dapat mendapatkan illham untuk menetapkan kesatuan (a unit), untuk mencari keterangan perbandingan selalu tetap, dalam hal ini yang dijadikan kesatuan adalah hydrogenium. Berdasarkan penemuan dan ketentuan ini, maka perbandingan berat hydrogenium lawan atom-atom lainnya disebut berat atom.
Pada sekitar tahun 1895, Henry Becquerel, suami istri curie dan J.J Thomson menemukan radium, logam yang berubah menjadi logam lain. Sedangkan Thompson menemukan electron. Dengan penemuan itu, runtuhlah pendapat dan aksioma yang meyatakan bahwa atom adalah bahan terkecil yang tidak dapat berubah dan bersifat kekal. Dalam penemuan ini, mulailah ilmu baru dalam kerangka kimia-fisika, yaitu fisika nuklir, yang zaman sekarang dapat mengubah bermacam-macam atom.
Perkembagan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu taksonomi, ekonomi, kalkulus dan statiska. Di abad ke 19 lahir semisal pharmakologi, geofisika, geomorphologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi. Abad ke 20 mengenal ilmu mengenai teori informasi, logika matematika, mekanika kuantum, fisika nuklir, kimia nuklir, radiobiology, oceanografi, antropologi budaya, psikologi, dan sebagainya.
Sekitar tahun 1900 sampai tahun 1914 terjadi berbagai perubahan berdasarkan teori kenisbian. Ada teori baru yang mengatakan ruang dan waktu tidak lagi berpisah sebagaimana dipahami oleh ahli fisika sebelumnya. Ruang dan waktu merupakan suatu kesatuan mutlak untuk memeriksa dan menerangkan semua peristiwa.
Setelah abad ke 18 berakhir maka perkembangan ilmu sealjutnya, yaitu pada abad ke 19. Pada abad ini penemuan yang dianggap sebagai penemuan abad tersebut adalah ditemukannya planet Neptunus. Sedang pada abad XX, secara garis besar terjadi perkembangan yang sangat luas dalam berbagai bidang ilmu. Misalnya ilmu pasti, ilmu kimia, ilmu fisika, kimia organic, biofisika, ilmu astronomi, ilmu biologi, dan fisika nuklir. Disamping ilmu-ilmu yang bersifat kuantitatif tersebut, berkembang pula ilmu-ilmu yang permulaanya bersifat kualitatif, seperti eknomi, psikologi, dan sisologi.
Dalam abad XX ini, pengetahuan diperluas. Kalau dalam abad XIX tidak dapat diterangkan sumber energy matahari, sekarng dapat diketahui bahwa energy tersebut berdasarkan perubahan atom, yang zaman sekarang menjadi tenaga nuklir.
3. Ilmu yang berbasis Rasinonalisme dan Empirisme
Menurut A.Comte, dalam perkembangan manusia, sesudah tahap mitos, manusia berkembang dalam tahap filsafat., rasio sudaha terbentuk, tetapi belom ditemukan metode berpikir secara objektif. Rasio sudah mulai dioperasikan, tetapi kurang objektif. Berbeda dengan tahap teologi, pada tahap filsafat ini manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal, tetapi objek belom dimasukan secara metodologis yang definitive.
Dalam positivisme Auguste Comte, ia memperkenakan teori 3 tahap. Berdasarkan teori ini, seluruh sejarah pemikiran manusia berevolusi dari tahap teologi ke tahap falsafi, dan pada akhirnya pada tahap posivistis sebagai kemenagan pasti akal. Dalam tahap teologis, semua fenomena dijelaskan dengan menunjuk dengan sebab-sebab supernatural dan intervensi sesuatu yang bersifat illahi dan segala problematika manusia dipecahkan dengan mengacu pada dunia Tuhan. Dalam tahap falsafi, pemikiran diarahakan menuju prinsip-prinsip dan ide-ide tertinggi. Dalam tahap ini “hakikat” segala sesuatu menjadi keterangan terakhir. Kemudian dalam tahap posivistis orang-orang mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya pada dunia dewa-dewa dan hakikat-hakikat, dan membatasi penyelidikan ilmu pada “fakta”.
Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif mempunyai kelemahan, maka munculah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Paham ini disebut empirisme, paham ini menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret. Menurut paham empirisme, gejala lama itu bersifat konkret dan dapat ditangkap pancaindera manusia.
Penganut empirisme menyusun pengetahuan dengan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif ialah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan logam besi, aluminium, tembaga, dan sebagainya. Jika dipanasi bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanasi akan bertambah panjang.
4. Perkembangan filsafat pada zaman modern
Pada dasarnya corak keseluruhan filsafat modern itu mengambil warna pemikiran filsafat sufisme yunani, sedikit pengecualian pada kant. Paham-paham yang muncul dari garis besarnya adalah rasionalisme, idealisme, dan empirisme. Paham rasionalisme mengajarkan bahw akal itulah alat yang penting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada 3 tokoh penting pendukung rasionalisme ini, yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz.
Sedangkan idealisme mengajrkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Para pengikut ini pada umumnya, sumber fisafatnya mengikut filsafat kritisisme Immanuel Kant. Fitche yang dijulki sebagai penganut idealisme subjektif merupakan murid Kant. Sedang Scelling, filsafatnya dikenal dengan filsafat yang bersifat objektif. Kedua idealisme ini kemudian disentesiskan dalam filsafat idealisme mutlaknya Hegel.
Pada paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman. Pelopor aliran ini adalah Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Lock, dan David Hume.
Sedangkan pada abad XX, aliran filsafat banyak sekali sehingga sulit digolongkan, karena makin eratnya kerja sama internasional. Namun sifat-sifat filsafat pada abad ini lawannya abad XIX, yaitu anti posivistis, tidak mau bersistem, realistis, menitikberatkan pada manusia, pluralistis, antroposentrisme, dan pembentukan subjektifitas modern.
Sumber
10 comments:
Post a Comment