Klik Sini Untuk Besarkan Ruangan Chat



Lemang Berasal Dari Selatan India?

 Tiba-Tiba Sahaja Mereka Klim Lemang Berasal Dari Selatan India? Kau rasa?


"Moonggil soru dikenali sebagai kuih lemang berasal dari selatan india, telah dibawa masuk ke Malaysia oleh pedagang dari india pasa zaman parameswara menjajah melaka. Turut di bawa sekali sejenis makanan bernama IDITHA SORU dikenali sebagai nasi himpit semasa perjalanan yang agak jauh kerana ia tahan lapar."



Lemang Berasal Dari Selatan India
Gambar hiasan dari google



Lemang Berasal Dari Selatan India





0 comments:

Post a Comment

VIDEO PEMBUNUHAN ALA-ALA GAME PUBG DI UK

4 VIDEO PEMBUNUHAN ALA-ALA GAME PUBG DI UK

Akibat pengaruh game.. manusia semakin gila.. nyawa sudah tiada harga. menurut info kejadian baru sahaja berlaku tengah malam tadi waktu Malaysia.. jom saksikan video di bawah 

VIDEO PEMBUNUHAN ALA-ALA GAME PUBG DI UK

VIDEO 1



VIDEO 2




VIDEO 3



VIDEO 4


1 comments:

Post a Comment

Hikayat Musyarawah Para Burung - Perjalanan Menyatu Dengan Tuhan

Musyarawah Para Burung
Gambar hiasan dari google


Musyawarah Para Burung Karya Sufi Faraduddin Attar

Dikisahkan, segala burung di dunia, yang dikenal atau tidak dikenal, datang berkumpul. Mereka sama-sama memiliki satu pertanyaan, siapakah raja mereka? Di antara mereka ada yang berkata, “Rasanya tak mungkin negeri dunia ini tidak memiliki raja. Maka rasanya mustahil bila kerajaan burung-burung tanpa penguasa! Jadi, kita semua memiliki Raja, ya, Raja.”

Semua burung tertegun, seperti ada keraguan yang mengawang-awang.

“Keadaan semacam ini tak bisa dibiarkan terus menerus. Hidup kita ini akan percuma bila sepanjang hayat kita, kita tidak pernah mengetahui, dan mengenal siapa Raja kita sesungguhnya.”

Masing-masing dari mereka masih berfikir dan terdiam. Lalu kembali ada yang berteriak, “Lalu apa yang harus kita lakukan?”

“Tentu saja kita harus berusaha bersama-sama mencari seorang raja untuk kita semua; karena tidak ada negeri yang memiliki tatanan yang baik, tanpa seorang raja.· Mereka pun mulai berkumpul dan bersidang untuk memecahkan persoalan. Burung Hudhud dengan semangat dan penuh rasa percaya diri, tampil ke depan dan menempatkan diri di tengah majelis burung-burung itu. Di dadanya tampak perhiasan yang melambangkan bahwa dia telah memiliki pancaran ruhaniah yang tinggi. Dan jambul di kepalanya tegak berdiri mahkota yang melambangkan keagungan dan kebenaran, dan dia juga memiliki pengetahuan luas tentang baik dan buruk.

Burung Hud Hud


Burung-burung sekalian, kata Hudhud, kita mempunyai raja sejati, ia tinggal jauh di balik gunung-gunung Qaf. Ribuan daratan dan lautan terbentang sepanjang perjalanan menuju tempatnya. Namanya Simurgh. Aku kenal raja itu dengan baik, tapi aku tak bisa terbang sendiri menemuinya. Bebaskan dirimu dari rasa malu, sombong, dan ingkar. Dia pasti akan melimpahkan cahaya bagi mereka yang sanggup melepaskan belenggu diri. Mereka yang demikian akan bebas dari baik dan buruk, karena berada di jalan kekasih-Nya. Sesungguhnya Dia dekat dengan kita, tapi kita jauh dari-Nya.

Dikisahkan, pada suatu malam sang Maharaja Simurgh terbang di kegelapan malam. Tiba-tiba jatuhlah sehelai bulunya yang membuat geger seluruh penduduk bumi. Begitu mempesonanya bulu Simurg hingga membuat tercengang dan terheran-heran. Semua penduduk gegak gempita ingin menyaksikan keindahan dan keelokannya. Dan dikatakan kepada mereka, “Andaikata sehelai bulu tersebut tidak jatuh, niscaya tidak akan ada makhluk yang bernama burung di muka bumi ini.”

Kemudian burung Hudhud melanjutkan pembicaraannya, bahwa untuk menggapai istana Simurg mereka harus bersatu, saling bekerja sama dan tidak boleh saling mendahului. Setelah mendengar cerita yang disampaikan oleh burung Hudhud, semua burung-burung bersemangat ingin sekali secepatnya pergi menghadap sang Maharaja Simurg. Namun, burung Hudhud menambahkan, bahwa perjalanan menuju istana Simurg tidak semudah yang dibayangkan, melainkan harus melewati ribuan rintangan dan guncangan dahsyat. Perjalanan juga sarat dengan penderitaan, kepedihan dan kesengsaraan.

“Apakah kalian sudah siap ?” kata burung Hudhud, menguji keseriusan mereka. Setelah mereka mendengarkan penjelasan bagaimana suka dukanya, pahit getirnya perjalanan menuju istana Simurg, ternyata semangat sebagian burung menjadi pudar dan turun.

Namun, di antara burung-burung, ada seekor burung Kenari yang memberanikan diri menyampaikan pendapatnya, “Aku adalah Imamul Asyiqin, imamnya orang-orang yang asyik dan rindu. Aku sangat keberatan untuk ikut berangkat, bagaimana nanti orang-orang rindu dengan kemerduan kicauanku bila aku harus meninggalkan mereka. Bagaimana mungkin aku dapat berpisah dari kembang-kembang mekarku ?” demikian alasan burung Kenari.

Selanjutnya, burung Merak berkata, “Dulu aku hidup di syurga bersama Adam, lantas aku diusir dari syurga, rasanya aku ingin kembali ke tempat tinggalku lagi. Karena itu, aku tidak mau ikut dalam rombongan.”

Kemudian disusul oleh Itik, “Aku sudah biasa hidup dalam kesucian, dan aku juga terbiasa berenang di tempat yang kering kerontang. Aku tidak mungkin hidup tanpa air,” kilah Itik.

Begitu juga burung Garuda, “Saya sudah biasa hidup senang di gunung, bagaimana mungkin aku sanggup meninggalkan tempatku yang menyenangkan”, alasan Garuda.

Kemudian disusul burung Gelatik, “Aku hanya seekor burung kecil, dan lemah, takkan mungkin sanggup ikut mengembara sejauh itu,” kata burung Gelatik.

Lantas burung Elang ikut menyahut, “Semua orang sudah tahu kedudukanku yang tinggi ini, maka tidak mungkin aku meninggalkan tempat dan kedudukan yang mulia ini, ” kata burung Elang.

Burung Hudhud sebagai pemimpin sangat bijak dan sabar mendengar semua keluhan dan alasan burung-burung yang enggan berangkat. Namun demikian, burung Hudhud tetap bersemangat memberikan dorongan dan motivasi kepada mereka. “Kenapa kalian harus berberlindung di balik dalil-dalil nafsumu, sehingga semangatmu yang sudah membara menjadi padam? Padahal kalian tahu bahwa perjalanan menuju istana Simurgh adalah perjalanan suci, kenapa harus takut dan bimbang dengan prasangka yang ada pada dirimu?” ucap Hudhud.


Baca juga di sini : Kisah Burung Hud Hud


Kemudian ada seekor burung menyela, “Dengan cara apa kita bisa sampai ke tempat Maharaja Simurgh yang jauh dan sulit itu? “Dengan bekal himmah (semangat) yang tinggi, kemauan yang kuat, dan tabah menghadapi segala cobaan dan rintangan. Bagi orang yang rindu, seperti apapun cobaan akan dihadapi, dan seberapa pun rintangan akan dilewati. Perlu diketahui bahwa Maharaja Simurg sudah jelas dan dekat, laksana matahari dengan cahayanya,” jawab Hudhud meyakinkan. Sabarlah, bertawakkallah, karena bila kalian telah sanggup menempuh perjalanan itu, kalian akan tetap berada dalam jalan yang benar,·demikian lanjut Hudhud.

Setelah itu, bangkitlah semangat burung-burung seolah-olah baru saja mendapatkan kekuatan baru untuk terus melangkah menuju istana Simurg. Akhirnya, burung-burung yang berjumlah ribuan sepakat untuk berangkat bersama-sama tanpa satupun yang tertinggal.

Perjalanan panjang telah dimulai, perbekalan telah disiapkan. Burung Hudhud yang didaulat menjadi pemimpin mereka telah mengatur persiapan, dengan membagi rombongan menjadi beberapa kelompok. Setelah perjalanan cukup lama menembus lorong-lorong waktu, kegelisahan mulai datang menimpa mereka. “Mengapa perjalanan sudah lama dan jauh, kok tidak sampai-sampai?” guman mereka di dalam hati. Mulailah mereka dihinggapi rasa malas karena menganggap perjalanan terlalu lama, mereka bosan karena tidak lekas sampai. Perasaan mereka diliputi keraguan dan kebimbangan. Kemudian sebagian burung ada yang memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan.

Namun burung-burung lain yang masih memiliki stamina kuat dan himmah yang tinggi tidak menghiraukan penderitaan yang mereka alami, dan melanjutkan perjalanan yang maha panjang itu.

Tiba-tiba rintangan datang kembali, terpaan angin yang sangat kencang menerpa mereka sehingga membuat bulu-bulu indah yang dibanggakan berguguran. Kegagahan burung-burung perkasa pun mulai pudar. Kedudukan dan pangkat yang tinggi sudah tidak terpikirkan. Berbagai macam penyakit mulai menyerang mereka, kian lengkaplah penderitaan yang dirasakan oleh para burung tersebut. Badan mereka kurus kering, penyakit datang silih berganti membuat mereka makin tidak berdaya. Semua atribut duniawi yang dulu disandang dan dibanggakan, sekarang tanggal tanpa sisa, yang ada hanyalah totalitas kepasrahan dalam ketidak berdayaan. Mereka hanyut dalam samudera iradatullah dan tenggelam dalam gelombang fana’.

Pada akhirnya Cuma sedikit dari mereka yang benar-benar sampai ke tempat yang teramat mulia dimana Simurg membangun mahligainya. Dari ribuan burung yang pergi, tinggal 30 ekor yang masih bertahan dan akhirnya sampai di gerbang istana Simurgh. Namun kondisi mereka sangat memprihatinkan, tampak gurat-gurat kelelahan di wajah mereka. Bahkan bulu-bulu yang menempel di tubuh mereka rontok tak bersisa. Di sini terlihat, meski mereka berasal dari latar belakang berbeda, namun pada proses puncak pencapaian spiritual adalah sama, yaitu dalam kondisi telanjang bulat dan lepas dari pakaian basyariyah.

Kemudian di depan gerbang istana mereka beristirahat sejenak sambil mengatur nafas. Tiba-tiba datang penjaga istana menghampiri mereka, “Apa tujuan kalian susah payah datang ke istana Simurgh?” kata penjaga istana. Serentak mereka menjawab, “Saya datang untuk menghadap Maharaja Simurg, berilah kami kesempatan untuk bertemu dengannya.”

Tanpa diduga, terdengar suara sayup-sayup menyapa mereka dari dalam istana, “Salaamun qaulam min rabbir rahiim” sembari mempersilahkan mereka masuk ke dalam. Lalu mereka masuk secara bersama-sama. Kemudian terbukalah kelambu hijab satu demi satu yang berjumlah ribuan. Mata mereka terbelalak memandang keindahan yang amat mempesona, keindahan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, keindahan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Tatkala seluruh hijab tersingkap, ternyata yang dijumpai adalah wujud dirinya. Burung-burung pun saling bertanya dan terkagum-kagum, “Lho kok aku sudah ada disini?” begitu guman mereka dalam hati. Seolah-olah mereka berada di depan cermin sehingga yang ada adalah wujud dirinya. Maka datanglah suara lembut menjawabnya, “Mahligai Simurgh ibarat cermin, maka siapapun yang sampai pada mahligai ini, tidak akan melihat wujud selain wujud diri sendiri. Perjumpaan ini di luar angan dan pikirmu, dan juga tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, namun hanya dapat dirasakan dengan rasa. Karena itu, engkau harus keluar dari dalam dirimu sehingga engkau menjadi sosok pribadi Insan Kamil.”

Akhirnya, mereka memahami hakikat dirinya, setelah melewati tahapan fana’ billah hingga mencapai puncak baqa’ billah. Maka hilanglah sifat-sifat kehambaan dan kekal dalam ketuhanan.




Sumber: https://kisahsufi.wordpress.com/

0 comments:

Post a Comment

Burung Hud Hud



Tanya Sama Itu Hud-hud.

BURUNG Hud-hud sudah tersohor sejak kenabian Sulaiman AS, raja sekaligus utusan Allah Ta’ala yang diberikan kemampuan untuk memahami bahasa burung dan menaklukannya untuk memperkuat bala tentara dan kekuatan dakwahnya.

Burung hud-hud adalah burung yang dikaruniakan kemahiran dalam mencari air. Nabi Sulaiman as setelah sampai ke satu tempat bersama iringan rakyatnya yang terdiri dari pada berbagai spesis sangat memerlukan air. Disaat itu biasanya baginda akan memanggil burung hud-hud yang mampu terbang dan mengesan kedudukan air yang terpendam dalam bumi. (Tafsir al-Tabari)

Burung hud-hud termasuk jenis burung pemakan serangga, yaitu jenis burung pelatuk. Ia mempunyai paruh yang panjang, berjambul di kepalanya, berekor panjang dan berbulu indah beraneka warna. Ia hidup dengan membuat sarang atau lubang pada pohon-pohon kayu yang telah mati. Ia termasuk spesies: hud-hud/belatuk dan nama latin: Upupa epops.

Teori tersebut seakan dikukuhkan lagi oleh kata-kata hud-hud ketika melaporkan perihal kerusakan akidah penduduk Saba’ yang menyembah matahari yang bermaksud Hud-hud berkata: Aku dapati raja perempuan itu dan kaumnya sujud kepada matahari dengan meninggalkan ibadah menyembah Allah dan syaitan pula memperelokkan pada pandangan mereka perbuatan (syirik) mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (yang benar); oleh itu mereka tidak beroleh petunjuk, – (Mereka dihalangi oleh syaitan) supaya mereka tidak sujud menyembah “Allah yang mengeluarkan benda yang tersembunyi di langit dan (terpendam) dalam bumi” dan yang mengetahui apa yang kamu rahasiakan serta apa yang kamu zahirkan. (al-Naml: 24-25)

(24) Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (25) agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

Hud-hud menyebut kuasa Allah SWT yang mampu mengeluarkan benda yang terpendam dalam bumi. Dalam satu tafsiran kepada perkataan “al-hab”, Sa’id ibnu al-Musayyab menyebut ia bermaksud `air’. Oleh itu, dengan riwayat yang menyebut kelebihan hud-hud yang mampu mengesan air dalam bumi. (Tafsir Ibnu Kathir)

Sayyid quthb menyebutkan bahwa Hud Hud yang menakjubkan ini bukan sembarang burung yang bertebaran dimana-mana. Namun, salah satu kepala pasukan jenis burung di zaman Nabi Sulaiman ini khusus, sebagai bentuk mukjizat luar biasa. Karena memiliki nalar, kecerdasan, iman, dan kepiawaian dalam menyampaikan berita, memiliki kesadaran watak posisinya dan membuat isyarat yang cerdas.

Dibalik kemampuan yang Allah Ta’ala anugerahkan, berupa kemampuan terbang sangat jauh dari Palestina menuju Yaman kemudian kembali ke negeri asalnya. Ilmuan yang pernah meneliti menyebutkan bahwa mereka mampu terbang sampai melewati puluhan negara sekalipun. Terlihat memiliki loyalitas tinggi dan disiplin, semangat memberi dan berkorban.

Kisah burung hud hud ini diceritakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an, bukan tidak ada makna atau hikmahnya. Hikmahnya yang tentunya sangat penting untuk diambil pelajaran bagi kita yaitu seekor burung yang memikirkan keselamatan orang lain sehingga menjadi asbab orang lain mendapat hidayah dari Allah, maka cerita tersebut menjadi sangat penting. Apalagi kalau kita yang namanya manusia, kemudian memikirkan keselamatan orang lain tentunya kita akan sangat dimuliakan oleh Allah subhanhau wa ta’ala.

0 comments:

Post a Comment

Mekah Akan Kembali ke Zaman Jahiliah




Mekah Kini

Hari ini suasana haji menjadi seolah-olah bertentangan dengan ajaran asas Islam itu sendiri. Jabal Omar Development yang diamanahkan untuk membangunkan Masjid al-Haram memperuntukkan $3.3 billion bagi merealisasikan impian kerajaan Arab Saudi, namun mengalami kesulitan dalam mencari dana yang sebegitu besar.

Umum beranggapan Mekah bakal menjadi sebuah tempat ibadat yang cukup hebat dan gah di mata masyarakat yang beragama lain sehingga kebanggaan itu menjadi salah satu faktor kepesatan sektor pelaburan di Mekah dan kawasan-kawasan sekitarnya. Anggapan sebeginilah yang melemahkan jiwa dan minda umat Islam di seluruh dunia sehingga kesan serangan Barat terhadap dunia Islam dipandang sebelah mata – akibat penyakit al-Waḥn (cinta dunia dan takut mati) di dalam hati umat Islam.




Tidak cukup dengan itu, Putera Saudi, Khaled al-Faisal di dalam sebuah pertemuan dengan wakil PBB pada bulan Ogos yang lalu, menyatakan bahawa Mekah akan dibangunkan menjadi bandar termaju dan tercantik di dunia. Pembangunan sebegini juga akan dilakukan kepada Madinah dan Mina bagi menyamaratakan tahap pembangunan seperti di Mekah.

Sekali lagi Mekah akan kembali diingati dengan kemewahan disekelilingnya, dan bukan penghayatan penderitaan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail dalam menempuhi suruhan berda‘wah serta ujian kecintaan terhadap keduniaan.

Malah, Bukit al-Safa dan Bukit al-Marwah kini ditutup sepenuhnya bagi memberi keselesaan kepada para jemaah haji dalam melakukan saei. Lantainya juga dilapisi dengan marmar mahal bagi memberi kemudahan para jemaah haji untuk berlari tanpa merasa tidak selesa.

Bukit Safa

Bukit Marwah

Laluan Saie


Tidak dinafikan bahawa jemaah haji terdiri daripada pelbagai lapis masyarakat yang datang dari seluruh pelusuk dunia, namun keselesaan sebegini akhirnya menjadi barah akibat hilangnya makna dan penghayatan saei dalam setiap jiwa para jemaah haji. Tujuh kali larian di antara kedua-dua bukit tersebut hanya menjadi memori di dalam album gambar, manakala penderitaan Siti Hajar mencari air buat puteranya akibat ditinggalkan suami yang keluar berdakwah hanya menjadi teks di dalam buku-buku agama.

Sujud atau Sembah?

Sewaktu di zaman jahiliyyah, Kaabah dikelilingi oleh beribu-ribu berhala yang dibawa masuk oleh masyarakat Mekah sendiri dan para pedagang yang datang dari negeri-negeri lain. Kemasukan berhala ini dipelopori oleh Amru bin Luhay bin Qamaah dan setelah itu lambakan berhala semakin bertambah akibat Mekah merupakan pusat perniagaan yang berkembang pesat.

Berhala-berhala ini menjadi sumber pendapatan yang utama di Mekah. Orang ramai yang berpusu-pusu datang ke Mekah akan menabur wang di setiap berhala yang disembahnya bagi mendapatkan apa yang dihajati. Wang-wang ini dikutip oleh pembesar Mekah ketika itu sehingga menjadikan mereka terlalu cintakan tuhan ciptaan mereka yang menjadi modal untuk mendapatkan keuntungan dengan cara yang paling mudah dan paling cepat.



Setelah umat Islam dapat mengambil Mekah atas pimpinan RasuluLlah SAW, berhala-berhala ini semuanya dimusnahkan. Pemusnahan kesemua berhala-berhala ini bagi menyatakan kebesaran Ka‘bah yang menjadi hanya satu-satunya tempat tertumpu sujud, namun bukan Kaabah yang disembah tetapi Allah SWT semestinya.

Solat mengadap Kabah merupakan syiar, sehingga menimbulkan ketaqwaan hati bagi muslim yang benar-benar menghayati syiar Allah SWT:

Demikianlah (perintah Allah); dan sesiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah maka (dialah orang yang bertaqwa kerana) sesungguhnya perbuatan itu satu kesan dari sifat-sifat taqwa hati orang mukmin.”[QS al-Ḥajj 22:32]

Para ulamak juga sependapat bahawa jika Kaabah musnah sekalipun, umat Islam tetap akan solat dan tawaf tertumpu di tempat Kaabah. Inilah nilai makna yang diajar dalam Islam, penyembahan bukan kepada objek yang disembah tetapi penyembahan kepada Allah SWT melalui syiar yang digariskanNya kepada seluruh umat Islam.

Sungguh indah ajaran Islam sehingga ke hari ini, sewaktu mendirikan solat, setiap muslim akan menghayati penyembahan kepada Allah SWT dan bukan Kaabah walaupun kiblat yang dituju adalah Kaabah itu sendiri.

Mekah Kembali Ke Zaman Jahiliyyah

Kini Mekah kembali dibayangi masyarakat jahiliyyah disekelilingnya. ‘Berhala-berhala’ berwajah modenisme yang memberi keuntungan berlipat-ganda kepada pembesar Mekah sehinggakan ibadat haji dan umrah di Mekah menjadi kenangan manis dan amalan ritual semata-mata tanpa menusuk maknanya di dalam sanubari setiap jemaah haji. Malah, berhala-berhala ini menjadi pilihan golongan berkemampuan sehingga jurang antara kaya dan miskin semakin mendalam.



Solat umat Islam di seluruh dunia mencecah bangunan Hilton Mekah, sebelum tiba di Kaabah. Rukuk umat Islam di seluruh dunia merentasi KFC Mekah, sebelum menuju Kaabah. Sujud umat Islam menyembah Hotel Dar al-Tawhid Mekah, sebelum mencapai Kaabah. Inilah gambaran Mekah hari ini setelah permodenan dibangunkan tanpa mengambil kira teras ajaran Islam yang mengajar umatnya tentang kesederhanaan cara hidup dan keharmonian antara jasmani dan rohani.

Keduniaan yang sepatutnya ‘disembelih’ di Mekah, kini dibawa pulang semula ke tanah air masing-masing. Dan umat Islam masih seperti sebelum kedatangan mereka ke tanah suci Mekah – penindasan golongan mampu kepada golongan yang tertindas masih belum berakhir.

Erti Sebuah Korban

Generasi muda hari ini melihat perayaan ‘Īdu al-’Aḍḥā sebagai jenaka penyembelihan haiwan ternakan melalui sebaran khidmat pesanan ringkas (SMS) sesama rakan. Tidak cukup dengan itu, kartun dan animasi yang menjadikan ibadah korban sebagai humor tiba-tiba begitu popular di dalam blog-blog serta laman sawang yang lain.

Mengapa ini terjadi? Semua ini terbentuk daripada kerosakan pendidikan yang diberikan kepada mereka secara langsung atau tidak langsung. Nilai-nilai pendidikan yang tidak betul ini diterjemahkan melalui kelakukan harian mereka yang mengisyaratkan kita tentang ramalan iklim masyarakat Islam di Malaysia bakal menghadapi kerosakan yang sangat-sangat dahsyat.

Penyembelihan haiwan bukanlah semata-mata melengkapkan ibadah haji, tetapi menjadi peringatan buat semua kaum muslimin agar memaknai kesempurnaan ajaran Islam yang disampaikan oleh Allah SWT melalui firmanNya:

Daging (haiwan korban) dan darahnya tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya ialah ketaqwaan kamu. Demikianlah Dia memudahkan haiwan-haiwan itu bagi kamu supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat nikmat petunjukNya. Dan sampaikanlah khabar gembira (dengan balasan yang sebaik-baiknya) kepada orang-orang yang berusaha berbuat baik.”[QS al-Ḥajj 22:37]

Apakah languan talbiah akan Allah terima, jika hanya mengejar haji mabrur sedangkan umat Islam di Palestin di sembelih sebagai binatang korban oleh Yahudi.. Saddam Hussin juga disembelih pada haji Raya Haji.. sebenarnya Nabi mengerjakan haji setelah tiada lagi suara tangisan bayi, tiada lagi suara rintihan umat Islam di merata dunia.. mereka berdoa dengan khusyuk kerana Allah telah berfirman : Hari ini Aku sempurnakan agama kamu… sedangkan hari ini kini berdoa dan bertalbiah hanyalah untuk kepentingan diri sendiri, untuk menyempurnakan hajat kita sahaja.

Apakah Allah akan mengasihani kita,, apakah Allah hanya mementingkan kita dan tidak mementingkan umat Islam serata dunia yang tertindas?, apakah Allah rasa bangga dengan haji kita yang datang dengan cara mencantas giliran orang lain?

Sucikah niat kita?

Apa yang saya dapat fahamkan.. Islam terlalu syumul dan terlalu suci. kita dapat mengaburi mata-mata manusia kononnya kita telah melakukan haji dan telah bertaubat serta kita telah berangan-angan kita akan memiliki syurga kerana segala-galanya telah sempurna. Yang sebenarnya Islam pada diri kita sebenarnya hampir sempurna. Tetapi ingatlah Islam bukan untuk diri kita, Islam untuk kemakmuran Alam Semesta.. Kita adalah Khalifah Allah yang memerintah Alam agar tidak ada lagi penindasan dan pembunuhan. sebagaimana Rasulullah dan Sahabat lakukan. Baharulah pada saat tersebut Allah menyayangi kita dan kita tidak segan dan silu untuk berdoa kepada Allah.

Tetapi pada hari ini Kita berdoa hanya untuk keselamatan diri kita sahaja, tidak malukah kita apabila kita berdoa hanya untuk diri kita sahaja dan tidak untuk umat Islam seluruh dunia dihadapan Allah Yang Maha Melihat. Bukankah telah ternyata bahawa kita sebenarnya hanyalah mementingkan diri sendiri dalam semua perkara sehingga dalam beribadat kepada Allah pun kita mementingkan diri dan tidak berdoa untuk umat Islam yang lain.

Selagi kita beraqidah bahawa Allah akan menerima amalan seseorang apabila segala rukun dan syarat telah sempurna, maka selama itulah Islam tidak ada nilai di sisi dunia ini, kerana Islam tidak terbina untuk semua tetapi untuk individu sahaja. Sedangkan Rasulullah tidak rela mendengar dan melihat kezaliman yang dilakukan terhadap umat Islam. Rasulullah tidak akan melakukan ibadat haji sehingga semua umat Islam terbela. Malah ketika Rasulullah melakukan ibadat haji bersama-sama seluruh umat Islam dan jika yang tidak menunaikan ibadat haji pun rela dengan pemergian Rasulullah.

Baharulah Rasulullah melangkahkan kaki ke kota Mekah. Kini kita melangkah kaki ke Kota Mekah dengan penuh dosa, umat Islam dibunuh dan sembelih di merata dunia tetapi kita tidak pergi membantu mereka, malah kita pergi berlakun di rumah Allah, Kononnya kita adalah insan yang warak dan mulia, kita menangis didepan Kaabah supaya mendapat PANGKAT haji mabrur daripada Allah SWT, semuanya Allah tahu kita tidak mengasihi umat Palestin, umat Islam Afghanistan dan lain-lain tempat umat Islam yamg tertindas tetapi kita hanya mengasihi pangkat haji mabrur melebihi segala-galanya.

Dengan pangkat haji mabrur kita akan gunakannya sebagai lesen untuk memasuki Syurga Allah. Inilah agama ciptaan Yahudi.. ternyata Yahudi mengajar kita sehingga ke lubang biawak. Maka benarlah Kefahaman Islam secara Yahudi dan Nasrani telah ditarbiahkan kepada kita sehingga dalam solat dan haji. Kejarlah haji dan sempurnakanlah solat tetapi jangan peduli saudara-saudara kita yang disembelih di merata dunia. Kerana hanya dengan haji dan solat kita akan dapat memilki syurga Allah???

Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-hambaNya yang berusaha memperbaiki keadaan ini.

Sumber C/P https://peribadirasulullah.wordpress.com/

1 comments:

Post a Comment

ISTANA DAJJAL SUDAH SIAP DI LUAR KOTA MADINAH AL-MUNAWWARAH

Istana dajjal
Kingdom Palace

 


Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahawa salah satu petunjuk akan keluarnya Ad-Dajjal, ialah bilamana kebanyakan manusia menjadi acuh tak acuh dengan perkara fitnah Ad-Dajjal ini dan bahkan para ulamanya pun meninggalkan kewajipannya untuk memperingatkan kaum muslimin perihal fitnah Ad-Dajjal dari atas mimbar da’wah.

Hanya sebahagian kecil saja yang menda’wahkannya. Padahal di setiap akhir tahiyyat akhir kita disunahkan untuk berdoa meminta perlindungan daripada fitnah Dajjal. Sepertinya, keadaan umat Islam saat ini terlena mengejar cinta dunia dan lupa hari akhir zaman.

ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻻَ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺍﻟﺪَّﺟَّﺎﻝُ
ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺬْﻫَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻋَﻦْ ﺫِﻛْﺮِﻩِ ﻭَﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺘْﺮُﻙَ ﺍﻷَْﺋِﻤَّﺔُ ﺫِﻛْﺮَﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﺑِﺮِ

“Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Ad-Dajjal tidak akan keluar sampai manusia menjadi hairan dengan perkaranya (Ad-Dajjal) dan sampai para mubaligh di atas mimbar-mimbar tidak memperingatkannya lagi (soal Ad-Dajjal).” [HR Ahmad – Shahih]

Di Jabal Habsyi, terletak 12.5 km dari kota Madinah Al-Munawwarah terdapat suatu bukit yang di puncaknya telah dibangunkan suatu gedung yang diberi nama Kingdom Palace.



Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, kelak di akhir zaman Dajjal akan terus menyerang semua manusia dan semua tempat hingga sampailah Dajjal di kota Madinah Al-Munawwarah, akan tetapi Dajjal tidak boleh masuk ke dalamnya.

Maka akan bergoncanglah kota Madinah dengan 3 kali gempa. Sebelumnya Madinah tidak pernah mengalami gempa, sejak Rasulullah SAW memasuki Madinah Al-Munawwarah di kala hijrah hingga akhir zaman kota Madinah tidak akan pernah mengalami gempa terkecuali saat itu, yakni saat datangnya Dajjal laknatullah di depan gerbang Madinah Al-Munawwarah.

Pada saat itu Madinah akan mengalami gempa sebanyak 3 kali goncangan sehingga menyebabkan berhamburanlah semua orang kafir dan munafik keluar dari Madinah.

Maka berkata Imam Ibn Hajar di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukharibahwa di kala itu Rasul mengatakan munafik, fasik, kafir, semuanya keluar dari Madinah menuju kepada Dajjal di sebuah bukit itu kecuali orang-orang mukhlisin, yakni orang-orang yang mencintai Rasulullah SAW yang tidak akan berganjak dari Madinah Al-Munawwarah.

Imam Ibn Hajar menukil salah satu hadith dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari dengan sanad yang shahih bahawa:

Rasulullah SAW menjelaskan, Dajjal itu berkata, “Itu masjid Muhammad, itu masjid Nabawi yang harus kita kuasai”. Dari kejauhan Dajjal sudah menunjuknya, kubah hijau masjidnya Rasulullah SAW telah ditunjuk oleh Dajjal dan berkata, “Itu masjid Muhammad, itu masjid Muhammad, kita harus sampai ke sana.”



Lantas Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat Shahih Bukhari di saat itu… Madinah mempunyai 7 pintu, dan disetiap pintunya dijaga oleh 2 malaikat sehingga Dajjal tidak boleh masuk ke dalamnya.



Rasulullah SAW bersabda, “Al-Masih Ad-Dajjal tidak akan boleh memasuki Madinah yang pada saat itu memiliki 7 gerbang (pintu) yang di setiap gerbangnya akan dijaga oleh 2 malaikat.” [Shahih Bukhari].

Jika kita melihat peta Madinah Al-Munawwarah saat ini akan terlihat 7 jalan utama untuk memasuki kota Madinah Al-Munawwarah (Gambar).



Ketujuh-tujuh jalan tersebut adalah masuk dari Jeddah, Makkah, Rabigh, Bandara, Tabuk, dan 2 lagi dari wilayah sekitarnya.

Lalu bagi sesiapa yang berfikir pasti akan bertanya… siapa yang memberi pengetahuan agaknya kepada Rasulullah SAW mengenai kota Madinah Al-Munawwarah di era moden ini… seperti sekarang ini hingga Rasulullah SAW mengetahui ada 7 pintu jalan utama?
Pada zaman Rasulullah SAW, masjid Nabawi masih lagi mempunyai struktur biasa dan tidak kelihatan seperti sekarang ini.

Era selepas Sayidina Utsman Al-Affan barulah berlaku penambahan demi penambahan dan renovasi masjid.

Berikut adalah Kronologi Masjid Nabawi berdasarkan tahun Masihi:

622 – Didirikan oleh Nabi Muhammad
629 – Diperluas oleh Nabi
638 – Diperluas oleh Saidina Umar al-Khattab.
650 – Saidina Uthman Affan menggantikan tiang dan atap serta memperluas bahagian lantai.
707 – Diperbaiki oleh Walid bin Abd Malik dan Umar bin Abd Aziz (Bani Umaiyah).
778 – Diperluas oleh al-Mahdi (Bani Abbasiah).
1247 – Terbakar.
1256 – Malik az-Zahir (Mamluk) menambah menara serta lantai bahagian hadapan.
1468 – Diperbaiki oleh Asyraf Qaitbay (Penguasa Mamluk).
1481 – Terbakar lagi.
1574 – Salim I (Uthmaniah) menggunakan marmar.
1818 – Diperbesar oleh Mahmud II (Uthmaniah). Kubah dicat hijau.
1849 – Dibangun besar-besaran oleh Sultan Abdul Majid (Uthmaniah).
1952 – Diperluas oleh Raja Abd Aziz ibnu Sa’ud (Arab Saudi).
1984 – Diperluas dan diperbaiki oleh Raja Fahd (Arab Saudi).
Inilah salah satu bukti kebenaran sabda Rasulullah SAW.

Istana Dajjal sudah siap… dan Madinah saat ini sedang menunggu bilakah 3 kali gempa akan berlaku. Semoga kita dapat terus menambah amal dan dapat memantapkan hati kerana nampaknya jika dipanjangkan umur, mungkin di zaman kita masih hidup ini Dajjal akan muncul.

Allahu’alam…

Sumber; https://zulsegamat.wordpress.com/

0 comments:

Post a Comment

KISAH PEMINDAHAN 2 MAKAM SAHABAT RASULULLAH YANG MENAKJUBKAN



KISAH PEMINDAHAN 2 MAKAM SAHABAT RASULULLAH
Gambar google sekadar hiasan




PEMINDAHAN 2 MAKAM SAHABAT RASULULLAH

Pada tahun 1932 (atau tahun 1351H), raja Iraq yang bernama Shah Faisal I bermimpi dimana dalam mimpinya ia ditegur oleh Huzaifah Al-Yamani (salah seorang sahabat Nabi) yang berkata:

“Wahai raja! Ambillah jenazahku dan jenazah Jabir Al-Ansari (juga salah seorang sahabat nabi) dari tepi sungai Tigris dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman kerana kuburku sekarang dipenuhi oleh air; kubur Jabir juga sedang dipenuhi oleh air.”

Mimpi yang sama terjadi berulang-ulang pada malam-malam berikutnya akan tetapi raja Faisal I tidak memperdulikan mimpi itu kerana ia merasa ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dalam kehidupannya yang berupa urusan-urusan kenegaraan. Pada malam ketiga Huzaifah Al-Yamani hadir dalam mimpi Mufti Besar Iraq. Huzaifah Al-Yamani berkata dalam mimpi Mufti itu:

“Aku telah memberitahu raja dua malam sebelumnya untuk memindahkan jenazahku akan tetapi nampaknya ia tidak peduli. Beritahulah kepada raja agar ia mahu sedikit bersimpati untuk memindahkan kuburan-kuburan kami.”

Lalu setelah mendiskusikan masalah ini, raja Faisal, disertai oleh Perdana Menteri dan Mufti Besar berhajat untuk melaksanakan tugas ini. Diputuskan bahawa Mufti Besar akan memberikan fatwa mengenai hal ini dan Perdana Menteri akan memberikan pernyataan kepada umum supaya semua orang tahu tentang rencana besar ini. Kemudian diumumkan kepada umum bahawa rencana ini akan dilangsungkan pada tanggal 10 zulhijjah setelah solat zuhur dan Ashar. Kuburan kedua sahabat Nabi itu akan dibuka dan jenazahnya (atau mungkin kerangkanya) akan dipindahkan ke tempat lain.

Kerana pada waktu itu sedang musim haji, maka para jemaah haji juga ikut berkumpul di kota Mekah. Mereka meminta Raja Faisal I untuk menunda rencana itu selama beberapa hari agar mereka juga dapat melihat dengan mata kepala sendiri proses pemindahan dari kedua tubuh sahabat nabi itu. Mereka ingin agar proses pemindahan itu ditunda hingga mereka selesai beribadah haji. Akhirnya Raja Faisal setuju untuk menangguhkannya hingga tanggal 20 zulhijjah.


KISAH PEMINDAHAN 2 MAKAM SAHABAT RASULULLAH



Setelah solat zuhur dan Ashar, pada tanggal 20 zulhijjah tahun 1351 (Hijriah) atau tahun 1932 Masehi, orang ramai berkumpul ke kota Baghdad. Yang datang bukan saja kaum Muslimin malahan juga kaum Non-Muslim. Mereka berkumpul di kota Baghdad hingga penuh sesak. Ketika kubur Huzaifah al-Yamani dibuka segera mereka melihat bahwa kubur itu dipenuhi air di dalamnya. Tubuh Huzaifah al-Yamani diangkat dengan sangat hati-hati agar tidak rosak dan kemudian jenazah yang nampak masih sangat segar itu dibaringkan di sebuah tandu. Kemudian Raja Faisal beserta Mufti Besar, Perdana Menteri dan Pangeran Faruq dari Mesir mendapatkan kehormatan untuk mengangkat tandu itu bersama-sama dan kemudian meletakkan jenazah segar itu ke sebuah peti kaca yang dibuat khusus untuk menyimpan jenazah-jenazah itu. Tubuh Jabir bin Abdullah Al-Ansari juga dipindahkan ke peti kaca yang sama dengan cara yang sama hati-hatinya dan dengan segenap penghormatan.

Pemandangan yang sangat menakjubkan itu sekarang sedang dilihat oleh ramai orang laki-laki dan perempuan, muda dan tua, miskin dan kaya, Muslim dan Non-Muslim. Kedua jenazah suci dari sahabat sejati Nabi yang kurang dikenal kaum Muslimin ini kelihatan masih segar dan tak tersentuh bakteri pengurai sedikit pun.

Suasana menjadi haru biru. Mereka seolah tidak percayai atas apa yang mereka saksikan pada hari itu.

Selain tubuh keduanya yang nampak segar bugar, pakaian yang mereka kenakan pada saat dikubur semuanya utuh dan kalau dilihat sekilas seolah-olah kedua sahabat nabi dan pahlawan Islam ini masih hidup dan hanya terbaring saja.

Kedua jasad suci ini akhirnya dibawa dan dikebumikan kembali di kubur yang baru tidak jauh dari kubur sahabat sejati nabi lainnya iaitu Salman Al-Farisi yang terletak di SALMAN PARK kurang lebih 30 batu jauhnya dari kota Baghdad. Kejadian ajaib ini sangat mengundang kekaguman para ilmuwan, kaum filsafat, dan para doktor. Mereka yang biasanya sangat sering memberikan analisa sesuai dengan bidangnya masing-masing, kali ini tertunduk bisu terkesima dengan kejadian yang teramat menakjubkan ini.

Salah satu dari mereka ialah seorang ahli fisiologis dari Jerman yang kelihatan sekali sangat tertarik dengan fenomena ini. Ia sangat ingin melihat keadaan tubuh jenazah kedua sahabat nabi itu yang pernah dikuburkan selama kurang lebih 1300 tahun lamanya. Oleh kerana itu, ia serta merta mendatangi Mufti Besar Iraq. Sesampainya ia di tempat dimana peristiwa akbar itu terjadi, ia langsung memegang kedua tangan sang Mufti dengan eratnya sambil berkata:

“BUKTI APALAGI YANG LEBIH MENGUATKAN BAHAWA ISLAM ITU BENAR. AKU SEKARANG AKAN MASUK ISLAM DAN TOLONG AJARI AKU TENTANG ISLAM”

Di hadapan orang ramai beribu-ribu jumlahnya yang menyaksikan dirinya, doktor dari Jerman itu menyatakan keIslamannya. Melihat kejadian itu ramai orang lainnya yang beragama Kristen atau Yahudi turut juga menyatakan diri sebagai Muslim pada saat itu kerana mereka telah melihat bukti yang sangat nyata dipampangkan di depan mereka. Ini bukan yang pertama dan terakhir. Masih banyak lagi kaum Nasrani dan Yahudi serta dari agama lain yang berbondong-bondong masuk Islam kerana telah menyaksikan atau turut mendengar kejadian aneh dan menakjubkan.

Sumber: Suratkhabar “Daily Jung” edisi tanggal 7 Jun 1970.
Kredit: Pondok habib

0 comments:

Post a Comment


Blog Archive

google-site-verification=UIIQk8hKReg9aDe9WrgxXxVavyJYB0E6JwZuqmRWhYQ